Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Selasa, 26 September 2017

Peran MKSKI MI Dalam Membantu Mahasiswa Memahami Agama dan Beragama Yang Baik



Vol. 2 No.1 (Maret 2017)                                                  AL-ASHR:                                                                                                                                    
ISSN: 2502-8383                                                                Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar,
              Prodi PGMI-FAI-Universitas Islam Jember

PERAN MATAKULIAH SKI MI DALAM MEMBANTU MAHASISWA
MEMAHAMI AGAMA DAN TATA CARA BERAGAMA
YANG BAIK MELALUI METODE ARTIKULASI
SEMESTER GASAL PRODI PGMI
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Ahmad Halid
NIDN; 0702028202, Email: al.munqidz@ymail.com
(Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah)


Abstrak: Salah satu fungsi mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam adalah dapat memahami peristiwa-peristiwa Islam masa lampau, sekarang bahkan peristiwa yang akan datang. Materi SKI sudah dipahami dan disepakati oleh umat islam bahwa kehadiran pelajaran SKI di sekolah maupun di institusi non formal telah banyak berperan dalam memahamkan umat islam terhadap sejarah islam dan memahami ajaran-ajarannya serta SKI tidak bisa dipisahkan dengan ilmu-ilmu yang berkembang di dalam Islam, seperti ilmu tafsir al-qur’an dan ulumul al-hadis, ilmu fiqh, ilmu aqidah, dakwah, teknologi, ilmu bahasa dan sebagainya, jika ilmu-ilmu tersebut dipisahkan dengan  SKI, maka akan mengalami kefarsialan data obyektif. Jadi SKI merupakan ilmu prasyarat semua ilmu pengetahuan dalam Islam.
   
Keywod: Peran Matakuliah SKI MI,  memahami agama dan tata cara beragama, metode Artikulasi

PENDAHULUAN 
Pembelajaran SKI MI diproyeksikan pada mahasiswa untuk bekal hidup dan menyadarkan pentingnya hidup kesadaran beragama dan bersosial yang tinggi, mengembangkan potensi mahasiswa. Relevan dengan Tujuan Pendidikan Nasional :
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.[1]
Sejalan dengan pembelajaran SKI MI Prodi PGMI Universitas Islam Jember merupakan pendidikan teori dan praktik nilai-nilai ajaran Islam untuk  mengantarkan mahasiswa pada pemahaman sejarah Islam dan tatacara beragama Islam secara baik dalam menjalankan hidupnya. Mahasiswa diharapkan supaya memiliki karakter islami dan bertanggung-jawab terhadap perbuatannya. Mereka mampu untuk menyatukan iptek dengan imtaq, menyatukan idealitas dengan realitas, perasaan dengan prilaku, ucapan dengan perbuatan, perbuatan dengan moral.
Karena itu, peneliti sebagai pengampu Matakuliah SKI MI  melakukan berbagai upaya meningkatkan professional pembelajaran melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah penguasaan pada teoritis, meningkatkan mutu, menguasai managemen pembelajaran, serta meningkatkan sarana pembelajaran sebagai referensi pembela-jaran mahasiswa supaya bisa menjawab dari berbagai tantangan global maupun lokal. Tak kalah pentingnya Dosen melakukan perubahan pola lama pembelajaran menjadi pola baru atau mempertahankan pola lama yang baik dan produktif untuk mempermudah mencapai tarjet pembelajaran SKI MI.
Lebih lanjut pembelajaran SKI MI menuntut Dosen agar mampu menyiapkan mahasiswa untuk bisa menjawab dari berbagai tantangan global maupun lokal. Bisa menjawab tantangan tersebut apabila mahasiswa mampu memahami Agama Islam dan tatacara beragama yang baik.
Tujuan Penelitian, mengetahui peran Matakuliah SKI MI  dalam membantu mahasiswa memahami agama Islam yang baik dan tatacara beragama Islam yang baik melalui metode Explicit Instruction dan Think Pair And Share semester I Kelas A UPT BS MKU Universitas Islam Jember Tahun Akademik 2015/2016.
Manfaat Penelitian. Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas diharapkan memberi manfaat kepada: Pertama bagi Dosen pengampu Mata Kuliah SKI MI diharpakan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan kontribusi perubahan untuk melakukan perbaikan terhadap sistem pembelajaran Agama (Islam) supaya dapat membantu mahasiswa dalam memahami agama dan tatacara beragama yang baik.   Kedua bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini sangat tepat dan bermanfaat untuk dikaji oleh mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuannya di bidang memahami sejarah islam dan tatacara beragama dengan baik. 
Ketiga bagi peneliti hasil penelitian ini menjadi pedoman untuk meningkatkan mutu sistem pembelajaran sehingga diharapkan mampu mengelola pembelajaran secara professional dan proporsional. Keempat bagi Program Studi PGMI-FAI Universitas Islam Jember diharapkan hasil penelitian ini dapat menimbulkan motivasi yang tinggi kepada Dosen untuk meningkatkan mutu pembelajaran SKI MI serta Universitas Islam Jember termotivasi memberikan fasilitas pembela-jaran yang  memadai.
Atas dasar itu, peneliti sangat tertarik untuk meneliti apakah pembelajaran Matakuliah SKI MI mampu membatu mahasiswa untuk memahami Islam dan tatacara beragama yang baik dan benar.
Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana Peran Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik melalui metode Explicit Instruction dan Think Pair And Share Semester Gasal Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun Akademik 2015/2016?

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tudakan kelas (classroom action reasearch) yaitu penelitian yang dilakukan oleh Guru (Dosen) ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.[2]
Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi sebenarnya dengan mempertimbangkan sisi kelemahan dan kekuatan dengan tujuan untuk melakukan perubahan sebagai peningkatan hasil pembelajaran dengan cara mencari jawaban atas permasalahan-permasalahan dari kegiatan pembelajaran di kelas.
Lokasi Penelitian
Lokasi ini adalah bertempat PS PGMI FAI Universitas Islam Jember semester Gasal Tahun Akademik 2015/2016. Berjumlah 50 mahasiswa.
Teknik Pengumpulan Data.
Pada bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam proses pengumpulan data penelitian ini. Teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis untuk mendapatkan data obyektif. Karena itu peneliti menggunakan  metode-metode sebagai berikut:
Metode Observasi
Proses pengumpulan data  ini menggunakan metode Observasi. Peneliti akan melakukan suatu pengamatan terhadap proses pelaksanaan pembelajaran SKI MI Observasi digunakan untuk mengetahui aktifitas pembelajaran SKI MI dan bahan mengevaluasi hasil pembelajaran matakuliahnya dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik melalui metode Artikulasi Semester Gasal Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun Akademik 2015/2016 serta mendapatkan informasi terkait dengan sarana pembelajaran yang menunjangnya
Metode wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Perca-kapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[3] Peneliti dalam hal ini menggunakan wawancara semiterstruktur jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksa-naannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasa-lahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.[4] Informan yang dibutuhkan peneliti dalam hal ini adalah Dosen, Dekan, Wakil Dekan dan Ka.Prodi PGMI serta sebagian mahasiswa PS PGMI FAI Universitas Islam Jember.
Data yang diingikan penggunaan metode interview adalah mendapatkan data konkret terkait dengan sistem pembelajaran Agama Islam meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik melalui metode Artkulasi Semester Gasal Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun Akademik 2015/2016 
Metode dokumenter
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk lisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.[5] Data yang diingikan dari  penggunaan metode dokumentasi adalah:
1)   Sejarah berdirinya Universitas Islam Jember
2)   Visi dan Misi Prodi PGMI FAI Universitas Islam Jember
3)   Keadaan Dosen pengampu Prodi PGMI Universitas Islam Jember
4)   Jumlah mahasiswa angkatan 2015/2016, Semester Gasal Universitas Islam Jember  
Analisis Data
Analisis data, menurut Patton (dalam Moleong) adalah proses mengatur urutan  data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar Sedangkan  menurut Bogdan dan Biklen mendefinisikan analisis data sebagai proses merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipode-sertasi (ide) Pada dasarnya semua teknik analisis data kualitatif meliputi prosedur pengumpulan data, input data, analisis data, penarikan kesimpulan dan verifikasi yang diakhiri  dengan penulisan hasil temuan dalam bentuk narasi. Salah satu teknik analisis data adalah  model interaktif oleh Miles dan Huberman[6]; teknik analisis data tersebut terdiri atas empat tahapan; yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan tahap penarikan kesimpulan dan/atau tahap verifikasi

  


                                                                                  


Pengumpulan Data; pada penelitian kualitatif proses pengum-pulan data dilakukan sebelum  penelitian,  pada  saat  pelaksanaan  dan  di  akhir  penelitian; bahkan sebaiknya proses pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep Bahkan Creswell menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berpikir dan melakukan analisis tema dan pemilahan tema pada awal penelitian. Reduksi data, yaitu proses penggabungan  dan penye-ragaman bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan di analisis. Data- data yang sudah terkumpul diolah untuk menemukan hal-hal pokok berkaitan dengan manajemen kurikulum,  misalnya data manajemen yang diperoleh sesuai atau ada hubungan dengan kurikulum. Termasuk pula mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dengan sumber lain.
Display data yaitu merangkum data yang diperoleh dengan susunan yang sistematis dengan pengklasifikasian data sehingga setiap pertanyaan penelitian dapat terjawab. Pemeriksaan seluruh data dan informasi untuk mengetahui kelengka-pan dan keabsahannya. Apabila masih kurang, maka perlu dilengkapi lagi. Menyusun daftar check, yakni setiap akhir wawancara atau pembahasan satu topik diusahakan untuk menyimpulkan secara bersama dengan sumber data, juga dilakukan  konfirmasi  narasumber terhadap  laporan  hasil  wawancara, sehingga apabila ada kekeliruan pendapat dapat diper-baiki atau bila ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi baru. Dengan demikian, data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksud oleh narasumber.
Penarikan kesimpulan; yaitu tahap penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti memberi makna dan arti sesuai dengan pandangan dan pemikiran  peneliti untuk  mencapai satu kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian.
                                                                                
KAJIAN PUSTAKA
Matakuliah SKI MI merupakan salah satu matakuliah yang wajib PS PGMI dengan bobot 3 SKS dengan capaian pembelajaran bahwa mahasiswa dapat menguasai materi, struktur, Konsep dan pola pikir keilmuan SKI MI.
Sejarah dalam bahasa Arab disebut Tarikh. Bahasa inggris dikenal dengan  history, bahasa yunani istoria yang memiliki arti suatu ilmu.[7] Secara istilah sejarah adalah Ilmu pengetahuan yang membahas kronologi dari berbagai rekaman peristiwa masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang dengan segala unsur-unsurnya. Selain itu, Konteks bahasa Arab kata sejarah secara terminologis, diambil dari ‘syajaratun’ artinya sebuah pohon. Dalam hal ini sejarah diibaratkan sebuah pertumbuhan dan perkembangan manusia dengan matapora (simbol) ‘pohon’. Dimana pohon tumbuh bermula dari biji yang kecil menjadi pohon yang lebat rindang dan berkesinambungan. Begituh juga sejarah kebudayaan tumbuh dan berkembang setiap saat.[8] 
Kebudayaan secara bahasa, berasal dari kata budaya. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta budhayah. Budhayah berasal dari kata budi atau akal. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, budaya berarti pikiran, atau akal budi, sedangkan kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat, dan lain-lain.[9] Kebudayaan dalam bahasa Inggris adalah culture, Sementara dalam bahasa Arab, kata yang biasa dipakai untuk menunjuk pada kebudayaan adalah al-hadlarah. Kata al-tsaqafah dipakai untuk peradaban atau civilization, bahasa Inggrisnya.
Effat al-Sharqawi yang dikutip Badri Yatim membedakan dua istilah tersebut yaitu kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat suatu masyarakat. Sedangkan manifestasinya kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, riligi (agama), dan moral. Maka peradaban lebih banyak terrefleksikan dalam politik, ekonomi dan teknologi.[10]
Kebudayaan Islam adalah semua hasil cipta dan karya yang dihasilkan orang islam, kelompok muslim, pemerintahan, atau komunitas yang mayoritas muslim dan berdasar pada nilai-nilai ajaran Islam. Pertanyaannya apakah budaya Indonesia adalah kebudayaan Islam?. Hemat penulis jika cipta dan karya itu masuk pada kriteria pada pengertian tersebut, maka disebut Kebudayaan Islam jika sebaliknya maka tidak dikatakan sejarah kebudayaan Islam. Dalam konteks kekinian utamanya pembelajaran SKI MI berusaha untuk mengislamisasi kebudayaan, peradaban yang telah dihasilkannya.   
Ruang Lingkup Studi SKI
Ruang lingkup Mata Kuliah Sejarah Kebudayan Islam adalah mengkaji sebagai berikut: Tujuan Mempelajari SKI, Obyek Mempelajari SKI, Metode Mempelajari SKI, Manfaat Mempelajari SKI, Dasar-Dasar Kebudayaan Islam, Karakteristik Kebudayaan Islam, Periodesasi SKI, Teknik penulisan sejarah, Ragam metodologi dalam studi SKI, Kelebihan dan kekurangan ragam metodologi studi SKI, Dinamika SKI pada masa Klasik, Dinamika SKI pada masa perluasan SKI, Dinamika SKI pada masa kebangkitan SKI, Dinamika SKI pada masa kemunduran, Dinamika SKI pada abad modern.[11]

Tujuan Mempelajari SKI
Tujuan Mempelajari SKI adalah Mahasiswa menguasai materi, struktur, Konsep dan pola pikir keilmuan SKI dengan indikator sebagai berikut:
1.        Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengertian sejarah, kebudayaan dan SKI
2.        Mahasiswa mampu mendeskripsikan ruang lingkup studi SKI
3.        Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan mempelajari SKI
4.        Mahasiswa mampu menentukan obyek mempelajari SKI
5.        Mahasiswa mampu memilih metode mempelajari SKI
6.        Mahasiswa mampu menggunakan manfaat mempelajari SKI
7.        Mahasiswa mampu mengoperasikan dasar-dasar kebudayaan Islam
8.        Mahasiswa mampu menganalisis karakteristik kebudayaan Islam
9.        Mahasiswa mampu membangun periodesasi SKI
10.    Mahasiswa mampu mempraktikan teknik penulisan sejarah
11.    Mahasiswa mampu merancang ragam metodologi dalam studi SKI
12.    Mahasiswa mampu menyusun kelebihan dan kekurangan ragam metodologi studi SKI
13.    Mahasiswa mampu merumuskan dinamika SKI pada masa Klasik
14.    Mahasiswa mampu merekonstruksi dinamika SKI pada masa perluasan SKI
15.    Mahasiswa mampu membuktikan dinamika SKI pada masa kebangkitan Islam
16.    Mahasiswa mampu menilai dinamika SKI pada masa kemunduran
17.    Mahasiswa mampu mengembangkan dinamika SKI pada abad modern.[12]
Obyek Mempelajari SKI
Obyek kajian Matakuliah SKI ini adalah
1.      Periode Dakwa Nabi Muhammad SAW Di Mekah dan Di Madinah (masa klasik)
2.      Periode al-Khulafa ar-Rasyidun (masa expansi)
3.       Periode Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah (masa kebangkitan)
4.       Periode kemunduran dan abad modern
5.       Islamisasi di Indonesia.[13]
Peran Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi dan umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (sehat). al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (Yusuf/12:111).
Ayat tersebut menjelaskan sejarah atau kisah-kisah yang berkaitan dengan para Rasul dan peradaban umatnya. Ayat tersebut menggambarkan tentang status keimanan dan kebaikan serta kemuliaan orang-orang yang beriman kepada Allah, disamping menceriakan kemuliaan tersebut, ayat ini juga menjelaskan tentang siksaan dan kebinasaan orang-orang yang menentang kepada Allah dan Rasulnya. Dengan demikian maka ilmu sejarah merupakan ilmu yang berperan dalam  memahami Islam secara kaffah.    
وَكَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوا فِي الْبِلَادِ هَلْ مِنْ مَحِيصٍ
Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)? (Qaaf/50: 36).
Ayat ini menggambarkan kepada manusia agar mempelajari umat-umat terdahulu yang membangkan pada perintah Allah dan Rasulnya kemudian mengambil pelajaran untuk dijadikan pelajaran berharga dalam hidup agar menjadi lebih baik. 
Kisah-kisah sejarah para Nabi adalah termasuk sebab utama untuk mengokohkan dan menyempurnakan keimanan dalam hati orang-orang yang beriman. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman (Hûd/11:120)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa kisah-kisah dalam al-Qur’an tentang ketabahan dan kesabaran para Nabi dalam memperjuangkan dan mendakwahkan agama Allâh sangat berpengaruh dalam meneguhkan hati dan keimanan orang-orang yang beriman di jalan Allâh
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allâh (al-Ahzâb/33:21).
Secara teori bahwa pembelajaran SKI MI berperan dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik

Metode Artikulasi 
Metode ini sangat cocok dalam pembelajaran SKI karena lebih banyak pada aktifitas memaknai dan mendemontrasikan pembelajaran SKI dalam kelas. Artikulasi atau articulate, terjemahan dalam kamus diartikan sebagai hal yang nyata, sesuatu yang benar diujarkan. Metode artikulasi merupakan metode atau model pembelajaran yang menekankan pada aktifitas mahasiswa aktif yang dibentuk beberapa kelompok belajar mahasiswa dimana masing-masing  kelompok memiliki tugas mendiskusikan topic pembelajaran SKI yang dibagikan oleh dosen. Konsep pemahaman dan praktik pada metode ini sangat ditekankan, dengan tujuan agar mahasiswa terampil  dalam memperaktikkan ajaran Islam, seperti sifat jujur, berkata lembut, praktik shalat, bersedekah dan sebagainya, itu semua membutuhkan latihan dan pembiasaan mulai dalam pembelajaran kelas.
.  
Karakter yang ada pada diri siswa setelah proses belajar dengan menggunakan model artikulasi ini adalah sebagai berikut :
1.     Siswa menjadi lebih mandiri
2.     Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar . 
3.     Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
4.    Terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok kecil
5.     Terjadi interaksi antar kelomppok kecil yang satu dengan lainnya.
6.     Tiap siswa mempunyai kesempatan berbicara atau tampil dimuka kelas untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka

Langkah-langkah pembelajaran artikulasi:
1.    Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2.    Dosen menyajikan materi sebagaimana biasa
3.    Untuk mengetahui daya serap mahasiswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4.    Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari dosen dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5.    Suruh mahasiswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian mahasiswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6.    Dosen mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami mahasiswa
7.    Kesimpulan/penutup

Kelebihan dan Kelemahan
Pada hakikatnya metode pembelajaran apapun tidak ada yang lebih sempurna, ia memiliki kekuatan dan kelemahan, karena itu, membutuhkan dosen yang kreatif, inovatif dalam mengelola pembelajaran dikelas. Berikut ini adalah kelebihan dankekurangan dari metode artikulasi :  
Kelebihannya:
ü  Semua siswa terlibat (mendapat peran)\
ü  Melatih kesiapan siswa
ü  Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
ü  Cocok untuk tugas sederhana
ü  Interaksi lebih mudah
ü  Lebih mudah dan cepat membentuknya
ü  Meningkatkan partisipasi anak
Kelemahan
Ø  Untuk mata pelajaran tertentu
Ø  Waktu yang dibutuhkan banyak
Ø  Materi yang didapat sedikit
Ø  Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
Ø  Lebih sedikit ide yang muncul
Ø  Jika ada perselisihan tidak ada penengah

Analisis Hasil Penelitian

Peran Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik melalui metode Artikulasi.
Pembelajaran Sejarah peradaban Islam pengkaji tentang perjuangan dan kepemimpinan, kejujurann, tekad, perilaku para shabat dan orang-orang shalih, tentu sikap tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk di internalisasikan kedalam diri mahasiswa supaya mereka mencintai dan meneruskan perjuangan dan mengikuti sunnah Nabi dan para sahabat serta mengikuti jejak para pejuang Islam yang berperan dalam penyiaran Islam di penjuru dunia.    
Pendidikan yang demikian adalah pendidikan utama dalam pembentukan karakter mahasiswa seperti pendidikan shalat. Dari perspektif sejarah Islam, disyariatkan shalat kepada nabi Muhammad saw dan para umatnya merupakan perjalanan panjang yang dihadapi oleh Rasulullah dalam peristiwa isra dan mi’raj Nabi Muhammad. Tidak gambang menjelaskan perintah shalat kepada manusia, akan ttetapi membutuhkan kesetiaan dan kemimanan yang tinggi sebagaimana kesetiaan dan kecintaan Abu Bakar assindiq dimana beliau langsung menyakini bahwa shalat merupakan perintah Allah untuk nabi dan umatnya pada peristiwa perjalanan dan naik kelangit bertemu Allah serta berjumpa dengan para rasul Allah.
Karena itu, dalam pembelajaran SKI MI pembelajaran pada sejarah Shalat merupakan pendidikan inti dalam mengembangkan ajaran Islam dan juga menjadi ukuran pendidikan ketaatan dan kesalihan seseorang. Jika pendidikan itu benar dan tepat dalam mengajarkan kaifiyat shalat kepada siswa ataupun mahasiswa, maka  Matakuliah SKI MI mampu menjadikan  mahasiswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.[14] Karena ada ayat yang dapat dijadikan dasar pengembangannya.
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ …..
…dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.[15]
Jadi pembelajaran SKI MI tentang sejarah disyariatkannya shalat dapat memberikan pemahaman yang luas dan benar kepada mahasiswa sehingga hati mereka terpaut dengan shalat dan meneladani shalatnya Rasulullah dan para shabatnya. Pembelajaran SKI MI juga mambantu mahasiswa dalam memahami hukum wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Sebagaimana penelusuran karya-karya para ulama madzhab.  Hukum Wajib adalah Nilai-nilai yang baik (ketaatan) apabila dilakukan akan memperoleh imbalan/jasa (pahala) dan sebaliknya  akan mendapat sanksi (murka Allah). Hukum Sunnah adalah suatu hukum dimana ketika dilakukan medapatkan pahala dan ketika ditinggalkan tidak berdosa. Hukum Mubah (netral) adalah nilai-nilai yang bersifat netral, mengerjakan atau tidak, tidak akan berdampak imbalan jasa atau sanksi.
Hukum Makruh/setengah baik adalah nilai-nilai yang sepatutnya untuk ditinggalkan. Disamping kurang baik, juga memungkinkan untuk terjadinya kebiasaan yang buruk yang pada akhirnya akan menimbulkan keharaman. Hukum Haram (buruk) adalah nilai-nilai buruk, dilarang keras untuk dilakukan apabila dilakukan akan mendapatkan hukuman (sanksi), baik langsung (di dunia) atau tidak langsung (di akhirat). Jika ditinggalkan mendapatkan pahala. 
Klasifikasi lima hukum tersebut dirumuskan oleh Ulama Mujtahid Muthlaq Mustaqil tujuannya untuk mengetahui urutan-urutan aplikasi nilai-nilai ilahiyyah dan insaniyyah yang perlu didahulukan untuk dikerjakan atau justru ditinggalkan.
Berdasarkan lima hukum tersebut, maka shalat masuk pada hukum wajib, merupakan perintah tegas; tidak boleh ditinggalkan atau  apabila ditinggalkan akan berakibat dosa. al-Qur’an dan al-Hadits banyak memuat perintah agar kita menegakkan  shalat  (iqamat al-shalah) dengan penuh kesungguhan dan bermakna supaya hidup berguna bagi dirinya dan orang lain
اَوَّلُ مَايُحَاسَبُ بِهِ اْلعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اَلصَّلَاةُ فَاِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ وَاِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ (رَوَاهُ الطَّبْرَانِىْ)
Yang pertama kali dihisab kepada seorang hamba pada hari kiamat adalah masalah shalat, apabila shalatnya baik maka baik pula semua perbuatannya, jika shalatnya rusak maka dipandang buruklah semua amalnya (HR at-Thabraniy)[16]
Hadis tersebut dapat dipahami ukuran baik seseorang tergantung pada shalatnya. Tidak bisa diragukan bahwa hanya shalat-lah yang benar yang dapat menolong manusia dari berbagai kejelekan perbuatan dan kobaran api neraka.
Sisi lain shalat menjadi tolak ukur ketangguhan fisik dan psikis seseorang sebagaimana dijelaskan hadis berikut:  
اَلصَّلاَةُ عِماَدُ الدِّيْنِ فَمَنْ اَقَامَهَا فَقَدْ اَقَامَ الدِّيْن وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْن (رَوَاهُ اْلبَيْهَقِي)
Shalat itu tiang agama, berangsiapa yang melaksanakan maka ia telah menegakkan agama dan berang siapa yang meninggalkannya maka ia telah merobohkan agama (HR Baihaqiy).[17]
Shalat sebagai edukasi semua unsur kehidupan manusia yang harus diperkenalkan kepada siswa/mahasiswa 
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) (QS. 31:17).[18]
Ayat tersebut menggambarkan bahwa pertama kali Luqman menanamkan agama pada mahasiswanya adalah shalat dan nilai-nilainya. beliau bertujuan supaya keturunan dan murid-muridnya memahami hakikat kehidupan ini lewat proses shalat, manusia menghambakan diri hanya kepada Allah swt semata. Sesungguhnya tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah swt.
Rasulullah saw. memberikan contoh didikan kepada umatnya dalam mendidik anak yang berkualitas yaitu Beliau mengajarkan anak yang berusia tujuh tahun dengan melatih dan membiasakan untuk shalat. Rasulullah saw bersabda :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Suruhlah anak-anak kalian berlatih shalat sejak mereka berusia 7 tahun dan pukullah mereka jika meninggalkan shalat pada usia 10 tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka (sejak usia 10 tahun)”. (maksudnya antara anak laki-laki dan perempuan)”. (HR. abu dawud).[19]
Shalat mendidik umat Islam untuk berkarakter jujur dan pengakuan akan kelemahan, kekurangan diri dan jujur dan ikhlas mengakui kekuasaan Allah. Lewat bacaan-bacaan shalat menghambakan hanya kepada Allah. Karena itu berbuat jujur merupakan salah satu perbuatan menghambakan diri kepada Allah tidak hanya pada saat shalat, tetapi yang  perlu menjadi perhatian adalah membawa kejujuran pada saat shalat, kemudian dilanjutkan pada saat diluar shalat artinya jujur dalam setiap keadaan, baik  berbicara, bekerja dan jujur pada semua aspek kehidupan.
Shalat mengandung nilai kesalamatan dan kedamaian, hal itu terletak pada bacaan-bacaan shalat yang mengandung doa keselamatan, kesuksesan dan kedamaian hidup di dunia dan di akhirat, dimulai dari takbir dan ditutup dengan salam menghadap ke kanan dan ke kiri. Menghadap ke kanan dan ke kiri dalam salam memiliki makna substansial bahwa seseorang harus hidup dalam keselamatan dan jangan mencelakakan orang lain dengan lisan dan tangannya dengan membawa visi misi rahmatan lil alamin.

Shalat mendidik kesatuan dan persatuan umat, hal ini ditangkap dari simbol menghadap ka’bah ketika shalat. Orang shalat menghadap ke satu tempat yang sama, yaitu Baitullah. Hal ini menunjukkan pentingnya mewujudkan persatuan dan kesatuan umat. Perasaan persatuan ini akan menimbulkan saling pengertian dan saling melengkapi antarsesama.

Peran Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami sejarah diturunkan al-Qur’an melalui metode artikulasi
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam adalah sebagai pegangan hidup bagi siapa saja yang ingin bahagia di dunia dan akhirat. Setiap muslim hendaknya membaca al-Qur`an setiap hari supaya mendapatkan cahaya al-Qur`an di dunia, dan pahala kelak di akhirat.
Peran Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami sejarah diturnkan al-Qur’an dan penyampainyanya pada umatnya. Qur’an sebagai kitab penyempurna dari kitab-kitab Allah sebelumnya, tentu memiliki kelengkapan dan cakupan yang sangat lengkap dan luas tidak tertandingi oleh kitab-kitab lain sepanjang masa maka wajib dibaca dan diamalkan isinya, sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut:
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ  .
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari al- Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.[20] 
 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم  , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.[21] 
Dan hadits ini menunjukkan dengan jelas bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran atau pahala sebagaimana yang dijanjikannya (kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan/ setiap hurufnya 10 kebaikan), tidak membeda=bedakan dari unsur keturunan baik orang Arab atau ‘Ajam (yang bukan Arab)
وننَزِّلُ مِنَ القرآنِ مَا هُوَ شفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ، وَلاَ يَزيْدُ الظالِمِيْنَ إلاَّ خَساراً
Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.[22]
Membaca al-Qur`an yang disunnahkan adalah membaca al-Qur’an dengan menggunakan etika atau adab-adab yang diajarkan oleh para ulama sebagai bentuk penghormatan dan ta’dhim terhadap al-Qur’an. Imam Nawawi menjelaskan sebagai berikut:
1.    Bersiwak atau membersihkan mulut sebelum membaca Al-Qur`an.
2.    Berwudhu terlebih dahulu, karena Al-Qur`an adalah sesuatu yang suci sehingga ketika memegangnya harus dalam keadaan suci.
3.    Membaca ditempat yang bersih dan berpakaian rapi
4.    Membacanya dengan duduk menghadap kiblat disertai perasaan khusyu’.
5.    Membaca Al-Qur’an diawali dengan ta’awudz (meminta perlindungan kepada Allah dari godaan  setan yang terkutuk) dan dilanjutkan dengan membaca basmalah tiap awal surat kecuali surat At-Taubah.
6.    Membaca dengan tartil, tadabbur, menangis.[23]
Peran SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami sifat kejujuran Nabi dan para sahabatnya.
Makna “Jujur” adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Kata lain jujur adalah tidak bohong, lurus hati, dapat dipercaya kata-katanya, tidak khianat. Kata “jujur” merupakan kata sifat, karakter yang dimiliki manusia, tetapi jujur ucapan, tindakan atau perbuatan yang dilakukan manusia menunjukkan kata kerja (fi’il). Pengertian ini diadopsi dari Surat al-Maidah ayat 8:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebenaranmu terhadap suatu kaun, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 5: 8).[24]
Jujur dapat diartikan bisa menjaga amanah. Amanah adalah barang titipan yang dipercayakan kepadanya, jadi Amanah adalah ibarat barang titipan yang harus dipelihara dengan penuh tanggung jawab. Jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan obyektif, maka seseorang itu dianggap tidak adil dan tidak jujur, karena sudah berbuat mungkir, berbohong kemudian disebut munafik. Kejujuran manifestasi dari perilaku sehari-hari yang diikuti dengan hati yang ikhlas, berkata-kata sesuai dengan realita, bertindak sesuai bukti dan kebenaran. Karena itu, karakter kejujuran merupakan salah satu unsur kekuatan spiritual seseorang dan akhlak mulia, serta kepribadian yang tangguh.
Dengan demikian, seseorang memiliki dasar hidup yang menjadi landasan utama bagi kelangsungan hidup bahkan sebagai dasar penegakan integritas diri seseorang. Sebagaimana telah diketahui bahwa tampa kejujuran dan kebenaran mustahil seseorang berintegritas tinggi. Tentu seseorang itu telah terbentengi diri terhadap godaan untuk berbuat dzolim, curang, korupsi dan seterusnya.
Secara teknis pembelajaran kejujuran ini melalui metode artikulasi adalah dosen mengangkat topic kejujuran para shabat nabi dan kesetiaannya, lalu diolah dalam kelas bahkan dipraktikkan dalam kehidupan keseharian kampus dalam lingkup kelas penempu SKI MI bersama dosen pembimbing matakuliah SKI MI.

Catatan Akhir (kesimpulan)
Implementasi pembelajaran SKI MI yang telah dilakukan dalam kelas selama satu semester pada semester ganjil sangat berperan dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik melalui metode Artikulasi Semester Gasal Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun Akademik 2015/2016. Keberhasilan ini karena dipengaruhi bebarapa faktor diantaranya adalah RPS dosen yang tersusun dengan rapi, kontrak kuliah sebagai aturan main dan pola-pola pembelajaran selama satu semester, serta faktor semangat mahasiswa sangat kuat untuk mempelajari SKI secara mendalam sehingga matakuliah SKI MI dapat dipahami dengan baik. Metode artikulasi yang diimplementasikan pada perkuliahan SKI lebih menekankan pemaknaan dan pengamalan (ibrah) nilai-nilai yang ada terjadi pada peristiwa yang lalui, sekarang dan masa yang akan detang. 


Daftar Rujukan

an-Nawawi. 1995, Riyādussholihīn Min Kalami al-Mursalīn. Surabaya: Syaukah Bungul Indah
an-Nawawi. Tt, at-Tiby­­­­ānu Fī  Adabi Hamalati al-Qur’ani. (Jakarta: Dinameka Barokah Utama 
Badri Yatim, 1993, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Depag  RI, 2006Undang-Undang  Republikan Indonesia NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depag,
Lexy Moleong, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif  (Bandung: Remaja Rosdakarya
Miles dan AM. Huberman, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: Sage Publications
Salim Bahreisy & Abdullah Bahreisy. Terjemah al-Qur’an al-Kahim. (Surabaya: Sahabat Ilmu. 2001), 413
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif  Kualitatif dan R & D  (Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT Rineka Cipta
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
UU-RI NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depag 
                                           


[1] Depag  RI, Undang-Undang  Republikan Indonesia NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional  (Jakarta: Depag, 2006), 8-9
[2] Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT Rineka Cipta, hlm, 96
[3] Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif  (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 186.
[4] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif  Kualitatif dan R & D  (Bandung: Alfabeta, 2008), 233.
[5] Sugiyono., 240
[6] Miles dan AM. Huberman, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. (California: Sage Publications, 94)
[7] Ahmad Khalid, 2015, Bahan Ajar; Matakuliah SKI MI Program Studi Pendidikan Guru MI, FAI Universitas Islam Jember, hlm. 2
[8] Ahmad Khalid, Bahan Ajar...3
[9]Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,.  243.
[10] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 1993),3
[11] Silabus Matakuliah SKI MI Tahun 2015
[12] RPS Matakuliah SKI MI Tahun 2015
[13] Materi kuliah dalam kontrak perkuliahan SKI MI
[14] UU-RI NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional  (Jakarta: Depag, 2006), 8-9
[15]QS.29: 45
[16] an-Nawawi. Riyādussholihīn Min Kalami al-Mursalīn. Surabaya: Syaukah Bungul Indah (1995), 230
[17] an-Nawawi.313
[18] Salim Bahreisy & Abdullah Bahreisy. Terjemah al-Qur’an al-Kahim. (Surabaya: Sahabat Ilmu. 2001), 413
[19] an-Nawawi, 220
[20] an-Nawawi. at-Tiby­­­­ānu Fī  Adabi Hamalati al-Qur’ani. (Jakarta: Dinameka Barokah Utama, tt), 14 
[21] an-Nawawi., 15.
[22] al-Qur’an 12: 82
[23] an-Nawawi., 57-67
[24] Salim Bahreisy & Abdullah Bahreisy, 107

0 komentar

Posting Komentar

Gaji Guru Dan Pemikiran al-Ghazali

Vol. 2 No.3 ( September 201 6)                        Ahmad Halid, Pemikiran  al-Ghazali   Tentang Gaji Guru Dalam  ISSN: 2460-3325      ...