Vol. 2 No.1 (Maret 2017)
AL-ASHR:
ISSN: 2502-8383 Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar,
Prodi PGMI-FAI-Universitas
Islam Jember
PERAN MATAKULIAH SKI MI DALAM
MEMBANTU MAHASISWA
MEMAHAMI AGAMA
DAN TATA CARA BERAGAMA
YANG BAIK MELALUI METODE ARTIKULASI
SEMESTER GASAL PRODI PGMI
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Ahmad Halid
NIDN; 0702028202, Email: al.munqidz@ymail.com
(Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah)
Abstrak: Salah satu fungsi mempelajari
Sejarah Kebudayaan Islam adalah dapat memahami peristiwa-peristiwa Islam masa
lampau, sekarang bahkan peristiwa yang akan datang. Materi SKI sudah dipahami
dan disepakati oleh umat islam bahwa kehadiran pelajaran SKI di sekolah maupun
di institusi non formal telah banyak berperan dalam memahamkan umat islam
terhadap sejarah islam dan memahami ajaran-ajarannya serta SKI tidak bisa
dipisahkan dengan ilmu-ilmu yang berkembang di dalam Islam, seperti ilmu tafsir
al-qur’an dan ulumul al-hadis, ilmu fiqh, ilmu aqidah, dakwah, teknologi, ilmu
bahasa dan sebagainya, jika ilmu-ilmu tersebut dipisahkan dengan SKI, maka akan mengalami kefarsialan data
obyektif. Jadi SKI merupakan ilmu prasyarat semua ilmu pengetahuan dalam Islam.
Keywod: Peran Matakuliah SKI MI, memahami
agama dan tata
cara beragama, metode Artikulasi
PENDAHULUAN
Pembelajaran
SKI MI diproyeksikan pada mahasiswa untuk bekal hidup dan menyadarkan
pentingnya hidup kesadaran beragama dan bersosial yang tinggi, mengembangkan
potensi mahasiswa. Relevan dengan Tujuan Pendidikan Nasional :
untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.[1]
Sejalan
dengan pembelajaran SKI MI Prodi PGMI Universitas Islam Jember merupakan pendidikan teori
dan praktik nilai-nilai
ajaran Islam untuk mengantarkan mahasiswa pada
pemahaman sejarah Islam dan tatacara beragama Islam secara baik dalam
menjalankan hidupnya. Mahasiswa diharapkan supaya memiliki karakter islami
dan bertanggung-jawab terhadap
perbuatannya. Mereka mampu untuk
menyatukan iptek dengan imtaq, menyatukan idealitas
dengan realitas, perasaan dengan prilaku, ucapan dengan perbuatan, perbuatan
dengan moral.
Karena
itu, peneliti sebagai pengampu Matakuliah SKI MI melakukan berbagai upaya meningkatkan
professional pembelajaran melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah
penguasaan pada teoritis, meningkatkan mutu, menguasai managemen pembelajaran,
serta meningkatkan sarana pembelajaran sebagai referensi pembela-jaran
mahasiswa supaya bisa menjawab
dari berbagai tantangan global maupun lokal. Tak kalah
pentingnya Dosen melakukan perubahan pola lama pembelajaran
menjadi pola baru atau
mempertahankan pola lama yang baik dan produktif untuk
mempermudah mencapai tarjet pembelajaran SKI MI.
Lebih lanjut
pembelajaran SKI MI menuntut Dosen agar mampu
menyiapkan mahasiswa untuk bisa menjawab
dari berbagai tantangan global maupun lokal. Bisa menjawab tantangan tersebut apabila
mahasiswa mampu
memahami Agama Islam dan tatacara beragama yang baik.
Tujuan
Penelitian, mengetahui peran
Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami agama Islam yang baik dan tatacara beragama Islam yang baik melalui metode
Explicit Instruction dan Think Pair And Share semester I Kelas A UPT BS
MKU Universitas Islam Jember Tahun Akademik 2015/2016.
Manfaat
Penelitian. Hasil
dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas diharapkan memberi manfaat kepada:
Pertama bagi Dosen pengampu Mata Kuliah SKI MI diharpakan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
memberikan kontribusi
perubahan untuk melakukan
perbaikan terhadap sistem pembelajaran
Agama (Islam) supaya dapat membantu mahasiswa dalam memahami agama dan
tatacara beragama yang baik. Kedua
bagi Mahasiswa Hasil
penelitian ini sangat tepat dan bermanfaat
untuk dikaji oleh mahasiswa
dalam meningkatkan pengetahuannya di bidang memahami sejarah islam dan
tatacara beragama dengan baik.
Ketiga bagi
peneliti hasil penelitian ini menjadi pedoman untuk meningkatkan mutu sistem pembelajaran sehingga diharapkan mampu
mengelola pembelajaran secara professional dan proporsional. Keempat bagi Program
Studi PGMI-FAI Universitas Islam Jember diharapkan hasil penelitian ini dapat menimbulkan motivasi
yang tinggi kepada Dosen untuk meningkatkan
mutu pembelajaran SKI MI serta Universitas Islam
Jember termotivasi memberikan fasilitas pembela-jaran yang memadai.
Atas dasar
itu, peneliti sangat tertarik untuk meneliti apakah pembelajaran Matakuliah SKI
MI mampu membatu mahasiswa untuk memahami Islam dan tatacara beragama yang baik
dan benar.
Rumusan Masalah
Berdasar latar
belakang yang dikemukakan tersebut, maka
dapat
dikemukakan rumusan
masalah penelitian ini adalah bagaimana Peran
Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara
beragama yang baik melalui
metode Explicit Instruction dan Think Pair And Share Semester Gasal Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun Akademik 2015/2016?
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tudakan kelas (classroom action reasearch)
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Guru (Dosen) ke kelas atau di sekolah
tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses
dan praksis pembelajaran.[2]
Penelitian ini disusun untuk
memecahkan suatu masalah dalam
situasi sebenarnya dengan mempertimbangkan sisi
kelemahan dan kekuatan dengan
tujuan untuk melakukan
perubahan sebagai
peningkatan hasil pembelajaran dengan cara mencari jawaban atas permasalahan-permasalahan dari kegiatan pembelajaran di kelas.
Lokasi
Penelitian
Lokasi
ini adalah bertempat PS PGMI FAI Universitas Islam Jember semester Gasal Tahun Akademik 2015/2016. Berjumlah 50 mahasiswa.
Teknik Pengumpulan Data.
Pada bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam proses pengumpulan data penelitian ini. Teknik
pengumpulan data merupakan langkah strategis untuk mendapatkan data obyektif. Karena itu peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut:
Metode Observasi
Proses pengumpulan data ini menggunakan metode Observasi. Peneliti
akan melakukan suatu
pengamatan terhadap proses
pelaksanaan pembelajaran SKI MI Observasi digunakan untuk mengetahui aktifitas
pembelajaran SKI MI dan bahan mengevaluasi hasil pembelajaran matakuliahnya dalam
membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara
beragama yang baik melalui metode Artikulasi Semester Gasal Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun Akademik 2015/2016 serta mendapatkan informasi terkait dengan sarana
pembelajaran yang menunjangnya
Metode wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Perca-kapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.[3]
Peneliti dalam hal ini menggunakan wawancara semiterstruktur jenis wawancara
ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksa-naannya lebih bebas bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur.
Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk
menemukan permasa-lahan
secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan
ide-idenya. Peneliti
perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
informan.[4]
Informan yang dibutuhkan peneliti dalam hal ini adalah Dosen, Dekan, Wakil Dekan dan Ka.Prodi PGMI serta
sebagian mahasiswa
PS PGMI FAI Universitas Islam Jember.
Data
yang diingikan
penggunaan metode interview adalah mendapatkan data konkret terkait dengan sistem
pembelajaran Agama Islam meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran SKI
MI dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik melalui metode Artkulasi Semester Gasal Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun Akademik 2015/2016
Metode dokumenter
Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk lisan, gambar, atau karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.[5]
Data yang diingikan dari penggunaan metode dokumentasi adalah:
1)
Sejarah
berdirinya Universitas
Islam Jember
2)
Visi dan Misi Prodi PGMI FAI Universitas Islam Jember
3)
Keadaan Dosen pengampu Prodi PGMI Universitas Islam Jember
4)
Jumlah mahasiswa angkatan 2015/2016, Semester Gasal
Universitas Islam Jember
Analisis Data
Analisis data, menurut Patton (dalam Moleong) adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya kedalam
suatu
pola, kategori dan
satuan uraian dasar Sedangkan menurut Bogdan dan Biklen mendefinisikan analisis
data sebagai proses merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan
merumuskan hipode-sertasi (ide) Pada dasarnya
semua
teknik analisis data kualitatif meliputi prosedur pengumpulan data, input
data, analisis data, penarikan kesimpulan dan verifikasi yang diakhiri
dengan penulisan hasil temuan dalam bentuk narasi. Salah satu teknik
analisis data adalah model
interaktif oleh Miles dan Huberman[6]; teknik analisis data tersebut terdiri atas empat tahapan; yaitu pengumpulan data, reduksi
data, display data dan
tahap
penarikan
kesimpulan dan/atau
tahap verifikasi

Pengumpulan Data; pada penelitian kualitatif proses pengum-pulan data
dilakukan sebelum penelitian, pada
saat pelaksanaan
dan
di
akhir penelitian; bahkan sebaiknya proses
pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian
masih berupa konsep Bahkan Creswell menyarankan bahwa peneliti kualitatif sebaiknya sudah berpikir dan melakukan analisis tema dan
pemilahan tema pada awal
penelitian. Reduksi data, yaitu proses penggabungan
dan penye-ragaman bentuk data
yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script)
yang akan di analisis. Data-
data yang sudah terkumpul diolah untuk
menemukan hal-hal pokok berkaitan
dengan manajemen kurikulum,
misalnya data manajemen yang diperoleh sesuai atau ada hubungan dengan kurikulum. Termasuk pula mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dengan sumber
lain.
Display data yaitu merangkum data yang diperoleh dengan susunan yang sistematis
dengan pengklasifikasian data sehingga setiap pertanyaan penelitian dapat terjawab. Pemeriksaan seluruh
data
dan informasi untuk mengetahui
kelengka-pan dan keabsahannya. Apabila masih
kurang, maka perlu dilengkapi lagi.
Menyusun daftar check, yakni setiap akhir wawancara atau pembahasan satu topik diusahakan untuk menyimpulkan secara bersama dengan sumber data, juga
dilakukan
konfirmasi narasumber terhadap laporan hasil
wawancara,
sehingga apabila ada kekeliruan pendapat dapat diper-baiki atau bila ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi baru. Dengan demikian, data yang diperoleh sesuai
dengan yang dimaksud
oleh narasumber.
Penarikan kesimpulan;
yaitu tahap penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian.
Peneliti
memberi makna dan
arti sesuai dengan
pandangan
dan pemikiran peneliti untuk mencapai
satu kesimpulan sesuai
dengan
tujuan
penelitian.
KAJIAN PUSTAKA
Matakuliah
SKI MI merupakan
salah satu matakuliah yang wajib PS PGMI dengan bobot 3 SKS
dengan capaian pembelajaran bahwa mahasiswa
dapat menguasai
materi, struktur, Konsep dan pola pikir keilmuan SKI MI.
Sejarah dalam
bahasa Arab disebut Tarikh. Bahasa inggris dikenal dengan history, bahasa yunani istoria yang
memiliki arti suatu ilmu.[7] Secara istilah sejarah adalah Ilmu pengetahuan
yang membahas kronologi dari berbagai rekaman peristiwa masa lampau, masa
sekarang dan masa yang akan datang dengan segala unsur-unsurnya. Selain itu,
Konteks bahasa Arab kata sejarah secara
terminologis, diambil dari ‘syajaratun’ artinya sebuah pohon. Dalam hal ini sejarah
diibaratkan sebuah pertumbuhan dan perkembangan manusia dengan matapora (simbol) ‘pohon’. Dimana pohon tumbuh bermula dari biji yang kecil menjadi pohon yang lebat rindang dan
berkesinambungan. Begituh juga sejarah kebudayaan tumbuh dan berkembang setiap saat.[8]
Kebudayaan
secara bahasa, berasal dari kata budaya. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta budhayah.
Budhayah berasal dari kata budi atau akal. Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
budaya berarti pikiran, atau akal budi, sedangkan kebudayaan adalah hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan,
kesenian, adat, dan lain-lain.[9]
Kebudayaan dalam bahasa Inggris adalah culture, Sementara dalam bahasa
Arab, kata yang biasa dipakai untuk menunjuk pada kebudayaan adalah al-hadlarah.
Kata al-tsaqafah dipakai untuk peradaban atau civilization,
bahasa Inggrisnya.
Effat
al-Sharqawi yang dikutip Badri Yatim membedakan dua istilah tersebut yaitu
kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat suatu masyarakat. Sedangkan
manifestasinya kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan
peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra,
riligi (agama), dan moral. Maka peradaban lebih banyak terrefleksikan dalam
politik, ekonomi dan teknologi.[10]
Kebudayaan
Islam adalah semua hasil cipta dan karya yang dihasilkan orang
islam, kelompok muslim, pemerintahan, atau komunitas yang mayoritas
muslim dan berdasar pada nilai-nilai ajaran Islam.
Pertanyaannya apakah budaya Indonesia adalah kebudayaan Islam?. Hemat penulis
jika cipta dan karya itu masuk pada kriteria pada pengertian tersebut, maka
disebut Kebudayaan Islam jika sebaliknya maka tidak dikatakan sejarah
kebudayaan Islam. Dalam konteks kekinian utamanya pembelajaran SKI MI berusaha
untuk mengislamisasi kebudayaan, peradaban yang telah dihasilkannya.
Ruang Lingkup Studi SKI
Ruang lingkup Mata Kuliah Sejarah
Kebudayan Islam adalah mengkaji sebagai berikut: Tujuan Mempelajari SKI, Obyek
Mempelajari SKI, Metode
Mempelajari SKI, Manfaat
Mempelajari SKI, Dasar-Dasar
Kebudayaan Islam, Karakteristik
Kebudayaan Islam, Periodesasi
SKI, Teknik
penulisan sejarah, Ragam
metodologi dalam studi SKI, Kelebihan
dan kekurangan ragam metodologi studi SKI, Dinamika SKI pada masa Klasik, Dinamika SKI pada masa perluasan SKI, Dinamika SKI pada masa kebangkitan SKI, Dinamika SKI pada masa kemunduran, Dinamika SKI pada abad modern.[11]
Tujuan Mempelajari SKI
Tujuan Mempelajari SKI adalah Mahasiswa menguasai materi, struktur,
Konsep dan pola pikir keilmuan SKI dengan indikator sebagai berikut:
1.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengertian sejarah, kebudayaan dan
SKI
2.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan ruang lingkup studi SKI
3.
Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan mempelajari SKI
4.
Mahasiswa mampu menentukan obyek mempelajari SKI
5.
Mahasiswa mampu memilih metode mempelajari SKI
6.
Mahasiswa mampu menggunakan manfaat mempelajari SKI
7.
Mahasiswa mampu mengoperasikan dasar-dasar kebudayaan Islam
8.
Mahasiswa mampu menganalisis karakteristik kebudayaan Islam
9.
Mahasiswa mampu membangun periodesasi SKI
10. Mahasiswa mampu mempraktikan
teknik penulisan sejarah
11. Mahasiswa mampu merancang
ragam metodologi dalam studi SKI
12. Mahasiswa mampu menyusun kelebihan
dan kekurangan ragam metodologi studi SKI
13. Mahasiswa mampu merumuskan
dinamika SKI pada masa Klasik
14. Mahasiswa mampu
merekonstruksi dinamika SKI pada masa perluasan SKI
15. Mahasiswa mampu membuktikan
dinamika SKI pada masa kebangkitan Islam
16. Mahasiswa mampu menilai
dinamika SKI pada masa kemunduran
Obyek
Mempelajari SKI
Obyek kajian Matakuliah SKI ini adalah
1.
Periode Dakwa Nabi Muhammad SAW Di Mekah dan Di Madinah (masa klasik)
2.
Periode al-Khulafa ar-Rasyidun (masa expansi)
3. Periode Bani Umayyah dan Bani
Abbasiyah (masa kebangkitan)
4. Periode kemunduran dan abad modern
Peran Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ
لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ
وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى
وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka (para Nabi dan
umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal
(sehat). al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta
sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (Yusuf/12:111).
Ayat tersebut
menjelaskan sejarah atau kisah-kisah yang berkaitan dengan para Rasul dan peradaban
umatnya. Ayat tersebut menggambarkan tentang status keimanan dan kebaikan serta
kemuliaan orang-orang yang beriman kepada Allah, disamping menceriakan
kemuliaan tersebut, ayat ini juga menjelaskan tentang siksaan dan kebinasaan
orang-orang yang menentang kepada Allah dan Rasulnya. Dengan demikian maka ilmu sejarah merupakan ilmu yang berperan dalam memahami Islam secara kaffah.
وَكَمْ
أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوا
فِي الْبِلَادِ هَلْ مِنْ مَحِيصٍ
Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami
binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada
mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di
beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)? (Qaaf/50:
36).
Ayat ini
menggambarkan kepada manusia agar mempelajari umat-umat terdahulu yang
membangkan pada perintah Allah dan Rasulnya kemudian mengambil pelajaran untuk
dijadikan pelajaran berharga dalam hidup agar menjadi lebih baik.
Kisah-kisah
sejarah para Nabi adalah termasuk sebab utama untuk mengokohkan dan
menyempurnakan keimanan dalam hati orang-orang yang beriman. Allâh Azza wa
Jalla berfirman:
وَكُلًّا
نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ
فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu,
ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman (Hûd/11:120)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa kisah-kisah dalam
al-Qur’an tentang ketabahan dan kesabaran para Nabi dalam memperjuangkan dan
mendakwahkan agama Allâh sangat berpengaruh dalam meneguhkan hati dan keimanan
orang-orang yang beriman di jalan Allâh
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ
وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allâh dan (balasan kebaikan pada) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allâh (al-Ahzâb/33:21).
Secara teori bahwa
pembelajaran SKI MI berperan dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik
Metode Artikulasi
Metode ini sangat cocok
dalam pembelajaran SKI karena lebih banyak pada aktifitas memaknai dan
mendemontrasikan pembelajaran SKI dalam kelas. Artikulasi atau articulate,
terjemahan dalam kamus diartikan sebagai hal yang nyata, sesuatu yang benar
diujarkan. Metode artikulasi
merupakan metode atau model pembelajaran
yang menekankan pada aktifitas
mahasiswa aktif yang dibentuk beberapa
kelompok belajar mahasiswa dimana masing-masing kelompok memiliki tugas mendiskusikan
topic pembelajaran SKI yang dibagikan oleh dosen. Konsep pemahaman dan praktik pada
metode ini sangat ditekankan, dengan tujuan agar mahasiswa terampil dalam memperaktikkan ajaran Islam, seperti
sifat jujur, berkata lembut, praktik shalat, bersedekah dan sebagainya, itu
semua membutuhkan latihan dan pembiasaan mulai dalam pembelajaran kelas.
.
Karakter yang ada pada diri siswa setelah proses belajar dengan menggunakan
model artikulasi ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa menjadi lebih mandiri
2. Siswa bekerja dalam
kelompok untuk menuntaskan materi belajar .
3. Penghargaan lebih
berorientasi kelompok ketimbang individu
4. Terjadi interaksi antar siswa
dalam kelompok kecil
5. Terjadi interaksi antar kelomppok
kecil yang satu dengan lainnya.
6. Tiap siswa mempunyai
kesempatan berbicara atau tampil dimuka kelas untuk menyampaikan hasil diskusi
kelompok mereka
Langkah-langkah pembelajaran
artikulasi:
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
2. Dosen menyajikan materi
sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya
serap mahasiswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Suruhlan seorang dari
pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari dosen dan pasangannya
mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu
juga kelompok lainnya
5. Suruh mahasiswa secara
bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya.
Sampai sebagian mahasiswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Dosen mengulangi/menjelaskan
kembali materi yang sekiranya belum dipahami mahasiswa
7. Kesimpulan/penutup
Kelebihan dan Kelemahan
Pada hakikatnya metode pembelajaran apapun tidak ada
yang lebih sempurna, ia memiliki kekuatan dan kelemahan, karena itu,
membutuhkan dosen yang kreatif, inovatif dalam mengelola pembelajaran dikelas.
Berikut ini adalah kelebihan dankekurangan dari
metode artikulasi :
Kelebihannya:
ü Semua siswa terlibat (mendapat peran)\
ü Melatih kesiapan siswa
ü Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
ü Cocok untuk tugas sederhana
ü Interaksi lebih mudah
ü Lebih mudah dan cepat membentuknya
ü Meningkatkan partisipasi anak
Kelemahan
Ø Untuk mata pelajaran tertentu
Ø Waktu yang dibutuhkan banyak
Ø Materi yang didapat sedikit
Ø Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
Ø Lebih sedikit ide yang muncul
Ø Jika ada perselisihan tidak ada penengah
Analisis Hasil Penelitian
Peran Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami agama dan tata cara beragama yang baik melalui metode Artikulasi.
Pembelajaran Sejarah peradaban Islam pengkaji tentang
perjuangan dan kepemimpinan, kejujurann, tekad, perilaku para shabat dan orang-orang
shalih, tentu sikap tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk di
internalisasikan kedalam diri mahasiswa supaya mereka mencintai dan meneruskan
perjuangan dan mengikuti sunnah Nabi dan para sahabat serta mengikuti jejak
para pejuang Islam yang berperan dalam penyiaran Islam di penjuru dunia.
Pendidikan
yang demikian adalah pendidikan utama dalam pembentukan karakter mahasiswa seperti
pendidikan shalat. Dari
perspektif sejarah Islam, disyariatkan shalat kepada nabi Muhammad saw dan para
umatnya merupakan perjalanan panjang yang dihadapi oleh Rasulullah dalam
peristiwa isra dan mi’raj Nabi Muhammad. Tidak gambang menjelaskan perintah
shalat kepada manusia, akan ttetapi membutuhkan kesetiaan dan kemimanan yang
tinggi sebagaimana kesetiaan dan kecintaan Abu Bakar assindiq dimana beliau
langsung menyakini bahwa shalat merupakan perintah Allah untuk nabi dan umatnya
pada peristiwa perjalanan dan naik kelangit bertemu Allah serta berjumpa dengan
para rasul Allah.
Karena itu, dalam
pembelajaran SKI MI pembelajaran pada sejarah Shalat merupakan pendidikan inti dalam
mengembangkan ajaran Islam dan juga menjadi ukuran pendidikan ketaatan dan
kesalihan seseorang. Jika pendidikan itu benar dan tepat dalam mengajarkan kaifiyat
shalat kepada siswa ataupun mahasiswa, maka
Matakuliah SKI MI mampu menjadikan
mahasiswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.[14] Karena ada ayat yang dapat dijadikan dasar pengembangannya.
…وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ
تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ …..
…dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar….[15]
Jadi pembelajaran
SKI MI tentang sejarah disyariatkannya shalat dapat memberikan pemahaman yang
luas dan benar kepada mahasiswa sehingga hati mereka terpaut dengan shalat dan
meneladani shalatnya Rasulullah dan para shabatnya. Pembelajaran SKI MI juga
mambantu mahasiswa dalam memahami hukum wajib,
sunnah, mubah, makruh dan haram. Sebagaimana penelusuran karya-karya para ulama
madzhab. Hukum Wajib adalah Nilai-nilai yang baik (ketaatan) apabila dilakukan akan memperoleh imbalan/jasa (pahala) dan sebaliknya akan
mendapat sanksi (murka Allah). Hukum Sunnah adalah suatu hukum
dimana ketika dilakukan medapatkan pahala dan ketika ditinggalkan tidak
berdosa. Hukum Mubah (netral) adalah
nilai-nilai yang bersifat netral,
mengerjakan atau tidak, tidak akan berdampak imbalan jasa atau sanksi.
Hukum Makruh/setengah
baik adalah nilai-nilai
yang sepatutnya untuk ditinggalkan. Disamping kurang baik, juga memungkinkan
untuk terjadinya kebiasaan yang buruk yang pada akhirnya akan menimbulkan
keharaman. Hukum Haram (buruk) adalah nilai-nilai buruk, dilarang keras
untuk dilakukan apabila dilakukan akan mendapatkan hukuman (sanksi), baik
langsung (di dunia) atau tidak langsung (di akhirat). Jika ditinggalkan
mendapatkan pahala.
Klasifikasi
lima hukum tersebut dirumuskan oleh Ulama Mujtahid Muthlaq Mustaqil tujuannya
untuk mengetahui urutan-urutan aplikasi nilai-nilai ilahiyyah dan insaniyyah
yang perlu didahulukan untuk dikerjakan atau justru ditinggalkan.
Berdasarkan
lima hukum tersebut, maka shalat masuk pada hukum wajib, merupakan perintah tegas; tidak boleh ditinggalkan
atau apabila ditinggalkan akan berakibat
dosa. al-Qur’an dan al-Hadits banyak memuat perintah agar kita menegakkan shalat
(iqamat al-shalah) dengan penuh kesungguhan dan bermakna supaya hidup
berguna bagi dirinya dan orang lain
اَوَّلُ مَايُحَاسَبُ بِهِ اْلعَبْدُ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ اَلصَّلَاةُ فَاِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ وَاِنْ
فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ (رَوَاهُ الطَّبْرَانِىْ)
Yang
pertama kali dihisab kepada seorang hamba pada hari kiamat adalah masalah
shalat, apabila shalatnya baik maka baik pula semua perbuatannya, jika
shalatnya rusak maka dipandang buruklah semua amalnya (HR at-Thabraniy)[16]
Hadis tersebut dapat
dipahami ukuran baik seseorang tergantung pada shalatnya. Tidak bisa diragukan bahwa hanya shalat-lah
yang benar yang dapat menolong manusia dari berbagai kejelekan perbuatan dan
kobaran api neraka.
Sisi lain shalat
menjadi tolak ukur ketangguhan fisik dan psikis seseorang sebagaimana
dijelaskan hadis berikut:
اَلصَّلاَةُ عِماَدُ الدِّيْنِ فَمَنْ اَقَامَهَا
فَقَدْ اَقَامَ الدِّيْن وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْن (رَوَاهُ
اْلبَيْهَقِي)
Shalat
itu tiang agama, berangsiapa yang melaksanakan maka ia telah menegakkan agama
dan berang siapa yang meninggalkannya maka ia telah merobohkan agama (HR
Baihaqiy).[17]
Shalat sebagai
edukasi semua unsur kehidupan manusia yang harus
diperkenalkan kepada siswa/mahasiswa
يَا
بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah) (QS. 31:17).[18]
Ayat tersebut menggambarkan
bahwa pertama kali Luqman menanamkan agama pada mahasiswanya adalah shalat dan nilai-nilainya. beliau bertujuan
supaya keturunan dan murid-muridnya memahami
hakikat kehidupan ini lewat proses shalat, manusia
menghambakan diri hanya kepada Allah swt semata. Sesungguhnya tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah swt.
Rasulullah
saw. memberikan contoh didikan kepada umatnya dalam mendidik anak yang
berkualitas yaitu Beliau mengajarkan anak yang berusia tujuh tahun dengan
melatih dan membiasakan untuk shalat. Rasulullah saw bersabda :
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ
وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ
عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Suruhlah anak-anak kalian berlatih shalat sejak mereka berusia 7 tahun dan
pukullah mereka jika meninggalkan shalat pada usia 10 tahun dan pisahkanlah
tempat tidur mereka (sejak usia 10 tahun)”. (maksudnya antara anak laki-laki dan perempuan)”. (HR. abu dawud).[19]
Shalat mendidik umat
Islam untuk berkarakter jujur dan pengakuan akan kelemahan, kekurangan diri dan
jujur dan ikhlas mengakui kekuasaan Allah. Lewat bacaan-bacaan shalat
menghambakan hanya kepada Allah. Karena itu berbuat jujur merupakan salah
satu perbuatan menghambakan diri kepada Allah tidak hanya pada saat shalat,
tetapi yang perlu menjadi perhatian adalah membawa kejujuran pada saat
shalat, kemudian dilanjutkan pada saat diluar shalat artinya jujur dalam setiap
keadaan, baik berbicara, bekerja dan
jujur pada semua aspek kehidupan.
Shalat mengandung nilai
kesalamatan dan kedamaian, hal itu terletak pada bacaan-bacaan shalat yang
mengandung doa keselamatan, kesuksesan dan kedamaian hidup di dunia dan di
akhirat, dimulai dari takbir dan ditutup dengan salam menghadap ke kanan dan ke
kiri. Menghadap ke kanan dan ke kiri dalam salam memiliki makna substansial
bahwa seseorang harus hidup dalam keselamatan dan jangan mencelakakan orang
lain dengan lisan dan tangannya dengan membawa visi misi rahmatan
lil alamin.
Shalat mendidik kesatuan dan persatuan umat, hal ini ditangkap dari simbol menghadap ka’bah
ketika shalat. Orang shalat menghadap ke satu tempat yang sama, yaitu
Baitullah. Hal ini menunjukkan pentingnya mewujudkan persatuan dan kesatuan
umat. Perasaan persatuan ini akan menimbulkan saling
pengertian dan saling melengkapi antarsesama.
Peran
Matakuliah SKI MI dalam
membantu mahasiswa memahami sejarah diturunkan
al-Qur’an melalui metode artikulasi
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam adalah sebagai
pegangan hidup bagi siapa saja yang ingin bahagia di dunia dan akhirat. Setiap
muslim hendaknya membaca al-Qur`an
setiap hari supaya mendapatkan cahaya al-Qur`an di
dunia, dan pahala kelak di akhirat.
Peran Matakuliah SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami sejarah diturnkan al-Qur’an dan
penyampainyanya pada umatnya. Qur’an sebagai kitab
penyempurna dari kitab-kitab Allah sebelumnya, tentu memiliki kelengkapan dan
cakupan yang sangat lengkap dan luas tidak tertandingi oleh kitab-kitab lain
sepanjang masa maka wajib dibaca dan diamalkan isinya, sebagaimana sabda
Rasulullah saw berikut:
عَنْ
عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ .
Dari Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu
‘anhu
berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu
huruf dari al- Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu
kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم
satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.[20]
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن
مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ
تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ
أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
Dari
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena
sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku
tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi
untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.[21]
Dan
hadits ini menunjukkan dengan jelas bahwa muslim
siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan
mendapatkan ganjaran atau pahala sebagaimana yang dijanjikannya (kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan/ setiap
hurufnya 10 kebaikan), tidak membeda=bedakan dari unsur keturunan baik
orang Arab atau ‘Ajam
(yang bukan Arab)
وننَزِّلُ مِنَ القرآنِ مَا هُوَ شفَاءٌ وَرَحْمَةٌ
لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ، وَلاَ يَزيْدُ الظالِمِيْنَ إلاَّ خَساراً
Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.[22]
Membaca al-Qur`an yang disunnahkan adalah membaca al-Qur’an dengan
menggunakan etika atau adab-adab yang diajarkan oleh para ulama sebagai bentuk penghormatan dan ta’dhim terhadap al-Qur’an. Imam Nawawi menjelaskan sebagai berikut:
1.
Bersiwak atau membersihkan mulut sebelum
membaca Al-Qur`an.
2.
Berwudhu terlebih dahulu, karena Al-Qur`an
adalah sesuatu yang suci sehingga ketika memegangnya harus dalam keadaan suci.
3.
Membaca ditempat yang bersih dan berpakaian
rapi
4.
Membacanya dengan duduk menghadap kiblat
disertai perasaan khusyu’.
5.
Membaca Al-Qur’an diawali dengan ta’awudz
(meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) dan
dilanjutkan dengan membaca basmalah tiap awal surat kecuali surat
At-Taubah.
Peran SKI MI dalam membantu mahasiswa memahami sifat kejujuran Nabi dan para sahabatnya.
Makna
“Jujur” adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai
dengan kenyataan dan kebenaran. Kata lain jujur adalah tidak bohong, lurus
hati, dapat dipercaya kata-katanya, tidak khianat. Kata “jujur” merupakan kata sifat,
karakter yang dimiliki manusia, tetapi jujur ucapan, tindakan atau perbuatan yang
dilakukan manusia menunjukkan kata kerja (fi’il). Pengertian ini diadopsi dari Surat al-Maidah ayat 8:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآَنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ
أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang
yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebenaranmu
terhadap suatu kaun, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. 5: 8).[24]
Jujur dapat diartikan bisa menjaga amanah. Amanah adalah barang titipan yang dipercayakan kepadanya, jadi
Amanah adalah ibarat barang titipan yang harus dipelihara dengan penuh tanggung jawab. Jika seseorang berkata tidak
sesuai dengan kebenaran dan obyektif, maka seseorang itu dianggap tidak adil
dan tidak jujur, karena sudah berbuat mungkir, berbohong kemudian disebut
munafik. Kejujuran manifestasi dari perilaku sehari-hari yang diikuti dengan
hati yang ikhlas, berkata-kata sesuai dengan realita, bertindak sesuai bukti
dan kebenaran. Karena itu, karakter kejujuran merupakan salah satu unsur
kekuatan spiritual seseorang dan akhlak mulia, serta kepribadian yang tangguh.
Dengan demikian, seseorang
memiliki dasar hidup yang menjadi landasan utama bagi kelangsungan hidup bahkan
sebagai dasar penegakan integritas diri seseorang. Sebagaimana telah diketahui
bahwa tampa kejujuran dan kebenaran mustahil seseorang berintegritas tinggi.
Tentu seseorang itu telah terbentengi diri terhadap godaan untuk berbuat
dzolim, curang, korupsi dan seterusnya.
Secara teknis pembelajaran kejujuran ini melalui
metode artikulasi adalah dosen mengangkat topic kejujuran para shabat nabi dan
kesetiaannya, lalu diolah dalam kelas bahkan dipraktikkan dalam kehidupan
keseharian kampus dalam lingkup kelas penempu SKI MI bersama dosen pembimbing
matakuliah SKI MI.
Catatan Akhir (kesimpulan)
Implementasi pembelajaran SKI MI
yang telah dilakukan dalam kelas selama satu
semester pada semester ganjil sangat berperan dalam membantu mahasiswa
memahami agama dan tata cara
beragama yang baik melalui metode Artikulasi
Semester Gasal
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Tahun Akademik 2015/2016.
Keberhasilan ini karena dipengaruhi bebarapa faktor diantaranya adalah RPS
dosen yang tersusun dengan rapi, kontrak kuliah sebagai aturan main dan
pola-pola pembelajaran selama satu semester, serta faktor semangat mahasiswa
sangat kuat untuk mempelajari SKI secara mendalam sehingga matakuliah SKI MI
dapat dipahami dengan baik. Metode artikulasi yang diimplementasikan pada
perkuliahan SKI lebih menekankan pemaknaan dan pengamalan (ibrah) nilai-nilai
yang ada terjadi pada peristiwa yang lalui, sekarang dan masa yang akan
detang.
Daftar Rujukan
an-Nawawi.
1995, Riyādussholihīn Min Kalami al-Mursalīn. Surabaya: Syaukah Bungul
Indah
an-Nawawi.
Tt, at-Tibyānu Fī Adabi Hamalati
al-Qur’ani. (Jakarta: Dinameka Barokah Utama
Badri
Yatim, 1993, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Depag RI, 2006Undang-Undang Republikan Indonesia NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depag,
Lexy Moleong, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya
Miles
dan AM. Huberman, Qualitative
Data
Analysis: A Sourcebook
of
New Methods. California: Sage Publications
Salim
Bahreisy & Abdullah Bahreisy. Terjemah al-Qur’an al-Kahim.
(Surabaya: Sahabat Ilmu. 2001), 413
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta
Suharsimi
Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT
Rineka Cipta
Tim
Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta,
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
UU-RI
NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depag
[1] Depag RI, Undang-Undang Republikan Indonesia NO 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Depag, 2006),
8-9
[2]
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta, PT Rineka Cipta, hlm, 96
[3] Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 186.
[4] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2008), 233.
[5] Sugiyono., 240
[6] Miles
dan AM. Huberman, Qualitative
Data
Analysis: A Sourcebook
of
New Methods. (California: Sage Publications, 94)
[7] Ahmad Khalid, 2015, Bahan Ajar; Matakuliah
SKI MI Program Studi Pendidikan Guru MI, FAI Universitas Islam Jember, hlm. 2
[9]Tim Penyusun Kamus
Pusat Bahasa, 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional,. 243.
[10] Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
1993),3
[14] UU-RI NO
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Depag, 2006), 8-9
[15]QS.29:
45
[18] Salim
Bahreisy & Abdullah Bahreisy. Terjemah al-Qur’an al-Kahim.
(Surabaya: Sahabat Ilmu. 2001), 413
[20] an-Nawawi. at-Tibyānu
Fī Adabi Hamalati al-Qur’ani.
(Jakarta: Dinameka Barokah Utama, tt), 14
[21]
an-Nawawi., 15.
[23]
an-Nawawi., 57-67
[24] Salim
Bahreisy & Abdullah Bahreisy, 107
0 komentar
Posting Komentar